TUGAS SOFSKILL PERIODE 2 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN# NO 1
Mengapa
lockdown dalam kasus covid-19 diyakini tidak akan berhasil dilakukan di NKRI ?
Jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona terus bertambah. Hingga saat ini tepat pada tanggal 25 Maret 2020 yang sudah terinfeksi positif virus corona ada 686 jiwa, negative ada 2.117, yang sembuh ada 30, dan yang meninggal ada 55 jiwa. Semua opsi penanganan sudah dicoba dilakukan oleh pemerintah. Namun, ada satu opsi penanganan yang sekiranya masih sulit untuk dilakukan di Indonesia. Opsi penanganan itu adalah lockdown.
Pengertian
lockdown sendiri adalah mengisolasi wilayah dalam jangka waktu yang ditentukan,
dengan membatasi akses keluar dan masuk untuk menekan peluang virus menyebar ke
tempat lain. Tentunya sejumlah aktivitas public diisolasi atau dibekukan juga.
Dengan lockdown ini,
seluruh akses transportasi dibekukan. Sekolah, perkantoran dan aktivitas publik
dihentikan. Akibatnya, aktivitas ekonomi akan slowdown.
Negara
Indonesia tidaklah seperti negara – negara maju yang sudah melakukan lockdown seperti
Singapura, Italia, Korea selatan dll. Akan banyak dampak yang terjadi apabila
lockdown diterapkan. Dari factor ekonomi, wisata, transportasi, pangan, dan social.
1. Dari
factor ekonomi imbasnya antara lain investor investor pada perusahaan akan
menghilang,peredaran uang khususnya di Jakarta akan menurun. Karena di Indonesia
juga jumlah tenaga kerja banyak di sector lapangan seperti tukang baso, tukang ketoprak,
penjual penjual di pasar, pembuka warung dll. Apabila di lockdown mereka tidak
akan memiliki pemasukan.
2. Dari
factor wisata imbasnnya turis akan dilarang untuk memasuki negara.Tak
hanya turis mancanegara, namun juga turis domestik akan dilarang untuk
bepergian ke tempat tempat dan acara wisata. Tentu saja, penangguhan dan
pembatalan ini menyebabkan kerugian bagi wisata. Sementara mereka harus tetap
membayar gaji pegawai nya
3. Sektor transportasi mulai dari ojek motor hingga maskapai penerbangan akan mendapat imbas dari pemberlakuan lockdown. Ojek, taksi, bus, angkot, kereta akan kehilangan penumpang mengingat mobilitas masyarakat akan terhenti.
3. Sektor transportasi mulai dari ojek motor hingga maskapai penerbangan akan mendapat imbas dari pemberlakuan lockdown. Ojek, taksi, bus, angkot, kereta akan kehilangan penumpang mengingat mobilitas masyarakat akan terhenti.
4. Imbas
yang terjadi pada sector pangan sudah terlihat sebelum lockdown diberlakukan
yaitu adanya reaksi berlebihan pada masyarakat kita, baik masyarakat di dunia
nyata maupun warganet. Masyarakat seringkali menyikapi sebuah isu secara
berlebihan. Begitu sebuah isu muncul ke permukaan, dibahas habis-habisan, di-blow up
di mana-mana, setelah itu senyap atau sepi lagi. Sebagai contoh, beberapa
waktu lalu banyak orang yang ramai-ramai memborong barang-barang kebutuhan
pokok. Kemudian, stok masker dan hand sanitizer jadi sulit ditemukan
di pasaran. Padahal pemerintah belum mengeluarkan statement macam-macam.
Jangan-jangan, jika diterapkan lockdown malah
bisa bikin kekacauan baru.
5. Imbas
pada social yang suka kumpul-kumpul. Masih ingat slogan yang terkenal mangan
ora mangan sing penting ngumpul. Nah, ini salah satu kebiasaan masyarakat yang
sukar dihilangkan. Bangsa kita sejak dahulu sudah terkenal dengan kebiasaan
gotong royong. Selalu ada alasan untuk ngumpul bersama.
Saat lockdown dilakukan,
banyak fasilitas publik yang ditutup untuk membuat masyarakat berdiam diri di
rumah masing-masing. Tapi alih-alih diam di rumah, hal ini malah bisa dianggap
"liburan" sehingga bisa jadi momentum silaturahmi, pulang kampung dan
lain-lain. Jadi tujuan lockdown untuk menekan penyebaran virus jadi
tidak tercapai.
Jadi,
perlu dipikirkan baik-baik imbas sosial dari opsi lockdown itu jika
diterapkan. Jadi sambil melakukan penelitian terhadap aktivitas
orang-orang yang sudah positif Corona. Pemerintah harus terus melakukan edukasi
secara masif kepada masyarakat tentang kiat-kiat menjaga kesehatan diri sendiri
dan lingkungan untuk meminimalkan penyebaran virus corona.
Dapat disimpulkan system lockdown
ini sangat tidak mungkin dilakukan di Indonesia, alih alih dapat mengurangi
penyebaran virus tetapi banyak dampak yang terjadi. Kecuali pemerintah siap
untuk menangani semua dampak yang terjadi ini seperti memberikan Bantuan Langsung
Tunai (BLT) kepada masyakarakat menengah ke bawah.
Menurut saya, dengan menjaga jarak
atau social distancing, tidak keluar rumah apabila tidak penting, melakukan
etika batuk atau bersin dengan tepat, dan selalu menjaga kebersihan tangan bisa
mengurangi penyebaran virus perlahan demi perlahan.
Salsabila
Tri Gumelar / 2IB02 / 16418497
Tidak ada komentar:
Posting Komentar