TUGAS SOFTSKILL PERIODE 2 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN# NO. 2
Mengapa
kebanyakan WNI mudah sekali terpapar arus hoax ?
Menerima
berita atau arus hoaks dapat didapat dari social media maupun omongan dari
mulut ke mulut. Dapat diketahui pada jaman sekarang ini, semua orang mempunyai social
media. Sehingga informasi akan mudah terakses dengan cepat, tanpa pikir panjang
orang pun menerima informasi itu tanpa dibaca atau dicerna dengan baik. Banyak factor
yang terjadi kenapa orang Indonesia mudah terpapar arus hoax dan menyebarkannya.
Yang
pertama adalah minimnya minat baca. Bisa dibilang orang Indonesia memiliki
minat baca yang rendah. Karena hal itu, beberapa pembaca hanya membaca sebagian
isi berita bahkan hanya melihat judul nya saja. Padahal judul belum menjelaskan
semua apa yang terjadi. Dengan membaca berita secara teliti dan keseluruhan
dapat mengetahui apakah berita itu hoax atau tidak.
Yang
kedua adalah hanya mempercayai sumber ataub pihak tertentu, dan menyakini bahwa
sumber tersebut benar. Dengan adanya persepsi seperti itu membuat kita menjadi menerima
semua berita yang ada pada pihak/ sumber tersebut secara mentah mentah tanpa dianalisa
kebenerannya.
Yang
ketiga adalah tidak menerima atau mempercayai informasi dari pihak yang dibenci
atau tidak sependapat dengan diri sendiri. Sehingga merasa informasi tersebut pasti
salah. Padahal kebenaran dapat datang dari siapa aja, tidak mengenal pihak
manapun. Sehingga kebenaran lah yang harus kita cari, bukan pihak atau orang
tertentu. Dalam keraguan yang mengganggu ketenangan, kita perlu mencari tahu segala
sesuatu secara detail hingga kita merasa yakin dan bisa mengambil kesimpulan.
Yang
keempat adalah ketika mendapatkan berita yang sesuai perasaan dan pemikiran saat
itu, rata rata orang Indonesia langsung semangat untuk membagikannya. Padahal pemikiran
pribadi seseorang belum tentu benar, apalagi berbicara soal perasaan manusia
yang selalu labil. Jadi ketika menerima berita cobalah untuk berpikir dengan
jernih dan rasional agar tidak salah.
Yang
kelima adalah malas berpikir untuk meverifikasi berita tersebut, dengan ajakan seperti
“share = imbalannya surga”, “like = amiin” hanya dengan sentilan perasaan
mendapatkan "imbalan" baik secara moral maupun spiritual, cukup
mendorong banyak orang bertindak cepat dalam memproses informasi tanpa mencari
tahu kebenarannya.
Yang
keenam adalah dengan mendapatkan informasi dari orang terpercaya. Bahkan melihat
teman – teman membagikan berita tersebut juga. Sehingga kurang afdol apabila
diri sendiri belum membagikannya ke orang lain. Mendapat informasi dari orang terpercaya
semisal keluarga atau orang terdekat, bukan berarti berita tersebut telah valid
dan dapat dipercaya. Analisa dan pendalaman detail informasi tersebut masih
perlu untuk dilakukan.
Dari
semua faktor-faktor yang menjadi penyebab utama beredarnya berita hoax dapat
kita simpulkan bahwa sebenarnya faktor utama orang-orang mudah dikelabuhi
adalah ego seseorang itu sendiri. Ini terbukti bahwa masyarakat Indonesia masih
sangat mengedepankan egonya masing-masing. Dan orang-orang yang mengdepankan
egonya cenderung tidak sabaran dalam menyikapi berita yang ada di hadapan
mereka. Mereka dengan mudahnya terpengaruh dengan judul-judul berita yang
provokatif, bahkan seringkali mereka hanya membaca judulnya saja tanpa
mendalami konten yang disediakan.
Maka
dari itu marilah kita berlatih untuk mengendalikan ego yang ada dalam diri
kita. Karena sesungguhnya cara ampuh melawan hoax adalah dengan memperbaiki
diri kita sendiri. Jika kita mampu menguasai ego dan mau teliti pastinya kita
tidak akan mudah tersulut dengan berita-berita yang tidak bertanggung jawab.
Dan
pemerintah harus lebih tegas pada penyebar berita hoax maupun pembuat berita
hoax. Dihukum sesuai peraturan yang sudah ada karena dengan menyebarkan berita
hoax melanggar UU ITE pasal 28 ayat 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar