Rabu, 25 Maret 2020


TUGAS SOFTSKILL PERIODE 2 : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN# NO. 2 
Mengapa kebanyakan WNI mudah sekali terpapar arus hoax ?

Menerima berita atau arus hoaks dapat didapat dari social media maupun omongan dari mulut ke mulut. Dapat diketahui pada jaman sekarang ini, semua orang mempunyai social media. Sehingga informasi akan mudah terakses dengan cepat, tanpa pikir panjang orang pun menerima informasi itu tanpa dibaca atau dicerna dengan baik. Banyak factor yang terjadi kenapa orang Indonesia mudah terpapar arus hoax dan menyebarkannya.
Yang pertama adalah minimnya minat baca. Bisa dibilang orang Indonesia memiliki minat baca yang rendah. Karena hal itu, beberapa pembaca hanya membaca sebagian isi berita bahkan hanya melihat judul nya saja. Padahal judul belum menjelaskan semua apa yang terjadi. Dengan membaca berita secara teliti dan keseluruhan dapat mengetahui apakah berita itu hoax atau tidak.
Yang kedua adalah hanya mempercayai sumber ataub pihak tertentu, dan menyakini bahwa sumber tersebut benar. Dengan adanya persepsi seperti itu membuat kita menjadi menerima semua berita yang ada pada pihak/ sumber tersebut secara mentah mentah tanpa dianalisa kebenerannya.
Yang ketiga adalah tidak menerima atau mempercayai informasi dari pihak yang dibenci atau tidak sependapat dengan diri sendiri. Sehingga merasa informasi tersebut pasti salah. Padahal kebenaran dapat datang dari siapa aja, tidak mengenal pihak manapun. Sehingga kebenaran lah yang harus kita cari, bukan pihak atau orang tertentu. Dalam keraguan yang mengganggu ketenangan, kita perlu mencari tahu segala sesuatu secara detail hingga kita merasa yakin dan bisa mengambil kesimpulan.
Yang keempat adalah ketika mendapatkan berita yang sesuai perasaan dan pemikiran saat itu, rata rata orang Indonesia langsung semangat untuk membagikannya. Padahal pemikiran pribadi seseorang belum tentu benar, apalagi berbicara soal perasaan manusia yang selalu labil. Jadi ketika menerima berita cobalah untuk berpikir dengan jernih dan rasional agar tidak salah.
Yang kelima adalah malas berpikir untuk meverifikasi berita tersebut, dengan ajakan seperti “share = imbalannya surga”, “like = amiin” hanya dengan sentilan perasaan mendapatkan "imbalan" baik secara moral maupun spiritual, cukup mendorong banyak orang bertindak cepat dalam memproses informasi tanpa mencari tahu kebenarannya.
Yang keenam adalah dengan mendapatkan informasi dari orang terpercaya. Bahkan melihat teman – teman membagikan berita tersebut juga. Sehingga kurang afdol apabila diri sendiri belum membagikannya ke orang lain. Mendapat informasi dari orang terpercaya semisal keluarga atau orang terdekat, bukan berarti berita tersebut telah valid dan dapat dipercaya. Analisa dan pendalaman detail informasi tersebut masih perlu untuk dilakukan.
Dari semua faktor-faktor yang menjadi penyebab utama beredarnya berita hoax dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya faktor utama orang-orang mudah dikelabuhi adalah ego seseorang itu sendiri. Ini terbukti bahwa masyarakat Indonesia masih sangat mengedepankan egonya masing-masing. Dan orang-orang yang mengdepankan egonya cenderung tidak sabaran dalam menyikapi berita yang ada di hadapan mereka. Mereka dengan mudahnya terpengaruh dengan judul-judul berita yang provokatif, bahkan seringkali mereka hanya membaca judulnya saja tanpa mendalami konten yang disediakan.
Maka dari itu marilah kita berlatih untuk mengendalikan ego yang ada dalam diri kita. Karena sesungguhnya cara ampuh melawan hoax adalah dengan memperbaiki diri kita sendiri. Jika kita mampu menguasai ego dan mau teliti pastinya kita tidak akan mudah tersulut dengan berita-berita yang tidak bertanggung jawab.
Dan pemerintah harus lebih tegas pada penyebar berita hoax maupun pembuat berita hoax. Dihukum sesuai peraturan yang sudah ada karena dengan menyebarkan berita hoax melanggar UU ITE pasal 28 ayat 1.

Salsabila Tri Gumelar/2IB02/16418497

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Review Jurnal (Penerapan Multimedia di bidang Teknik Elektro)

"Penerapan Semi-Immersion Virtual Reality Untuk Simulasi Instalasi Transmisi Listrik" Penulis: Muhammad Fadli Prathama, Andi Dahro...